Warga Binaan Pemasyarakatan Turut Menyambut Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia
Jakarta– Dalam rangka menyambut kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Second Chance Foundation bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia serta para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) telah mempersiapkan cinderamata istimewa berupa Stola, lukisan, dan miniatur lintingan koran dari Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Selain itu, mereka juga turut serta dalam kegiatan "Hati Polyhedra," sebuah inisiatif dari Scholas Occurrentes.
Cinderamata Stola yang dihasilkan oleh warga binaan ini terbuat dari kain tenun, batik tulis, dan tapis, yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia. Stola ini dibuat melalui kolaborasi dengan berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di seluruh Indonesia, melibatkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di berbagai daerah.
Proses pembuatan Stola melibatkan dua warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Kupang yang membuat bahan dasar dari kain tenun, sementara 12 WBP perempuan dari Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang dan Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta memproduksi kain batik tulis. Kain tapis, yang dijahit tangan oleh 8 WBP perempuan dari Lapas Perempuan Kelas IIA Lampung, juga turut melengkapi Stola ini. Simbol-simbol tambahan dijahit oleh 8 WBP laki-laki di Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang, sehingga menciptakan sebuah karya yang unik dan mencerminkan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" – walau berbeda-beda, tetapi tetap satu.
Stola ini dirancang dengan warna-warna Liturgi sesuai pedoman Gereja Katolik, yaitu ungu, hijau, merah, dan putih. Diharapkan Stola ini dapat menjadi bagian dari liturgi yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus selama kunjungannya. Cinderamata ini tidak hanya merupakan persembahan dari WBP tetapi juga simbol persatuan dalam keberagaman Indonesia, yang berasal dari Sabang hingga Merauke.
Selain itu, Second Chance Foundation bekerja sama dengan Scholas Occurrentes, sebuah organisasi internasional yang didirikan oleh Paus Fransiskus, melalui proyek "Hati Polyhedra Indonesia - Unity in Diversity." Scholas berkolaborasi dengan Second Chance Foundation dalam mengadakan tiga workshop pada tanggal 27-28 Agustus 2024 yang diadakan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang, Lapas Kelas IIA Tangerang, dan Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta. Sebanyak 150 warga binaan dan anak-anak binaan terlibat dalam kegiatan ini, yang melibatkan permainan komunikasi dan kerja tim. Mereka juga diundang untuk mengekspresikan kenangan mereka dalam tulisan dan seni yang kemudian dirangkai menjadi panel-panel segitiga. Panel-panel ini nantinya akan menjadi bagian dari struktur Polyhedra yang ditempatkan di Graha Pemuda, Lantai 4, kompleks Gereja Katedral Jakarta.
Paus Fransiskus dijadwalkan akan masuk ke dalam Polyhedra tersebut dan mendoakan persatuan Indonesia dalam keberagamannya. Dua warga binaan yang aktif mengikuti kegiatan mandiri dan kepribadian pun mendapat kesempatan untuk berjumpa dengan Bapa Suci mewakili warga binaan lainnya dalam acara Pertemuan dengan orang muda Scholas Occurrentes di Gedung Grha Pemuda pada tanggal 4 September 2024. Mereka datang mewakili warga binaan laki laki dan perempuan. Keberadaan salah satu wakil ini juga menunjukkan semangat juangnya untuk menjadi lebih baik walau dia juga menyandang disabilitas penglihatan.
Second Chance Foundation, bersama Lapas Kelas IIB Singaraja dan Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Bangli di Provinsi Bali, juga menampilkan miniatur Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal yang terbuat dari lintingan koran bekas diawali dengan sketsa dan lukisan menjadi refrensi pembuatan miniatur. Karya kreatif ini adalah hasil kerja dari 12 warga binaan dari kedua lembaga pemasyarakatan tersebut. Selain itu, sketsa dan lukisan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang dibuat oleh warga binaan dari Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta dan Lapas Kelas I Malang turut menjadi bagian dari persembahan ini, membawa pesan toleransi yang terjaga di Indonesia.
Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan harapan baru, tidak hanya bagi umat Katolik di Indonesia, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.
​
Link Media: