Batam, 20 - 21 Agustus 2025 — Second Chance Foundation (SCF) bersama Church of Divine Mercy (CDM) Singapore kembali melanjutkan komitmen menghadirkan kesempatan kedua bagi warga binaan dan anak binaan melalui kegiatan Missionary of Hope. Program yang dilaksanakan di Lapas Perempuan Kelas IIB Batam dan Lembaga pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Batam ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan bukan hanya soal kedisiplinan, tetapi juga pemberdayaan keterampilan, penguatan karakter, dan pemulihan spiritual.

​

Melanjutkan Semangat dari Program Perdana

Kolaborasi SCF dan CDM telah dimulai sejak November 2024, dengan kegiatan perdana pada Mei 2025. Program tersebut mendapatkan respon positif baik dari peserta maupun pihak pengelola UPT, sehingga mendorong lahirnya program lanjutan di Batam pada Agustus ini. Tidak hanya mengulang pelatihan sebelumnya, kegiatan kali ini juga memperkuat aspek pendampingan agar keterampilan yang diberikan benar-benar dapat menjadi bekal kemandirian setelah bebas.

​

83 Peserta, Satu Semangat untuk Berubah

Kegiatan ini diikuti oleh 83 peserta yang terdiri dari 43 warga binaan perempuan dan 40 anak binaan. Selama dua hari, mereka terbagi dalam berbagai kelas pelatihan, di antaranya:

• Pelatihan Menjahit: Meningkatkan keterampilan teknis dan menghasilkan produk sederhana yang fungsional.

• Pelatihan komputer: Memperkenalkan literasi digital dasar agar peserta lebih siap menghadapi dunia yang serba teknologi.

• Pelatihan Bahasa Inggris: Meningkatkan keberanian berkomunikasi dengan kosakata praktis untuk kehidupan sehari-hari.

• Self Development & Motivasi: Membangun kepercayaan diri, kedisiplinan, kerja sama, dan semangat untuk tidak menyerah pada keadaan.

Melalui rangkaian ini, peserta tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga dorongan moral dan mental untuk menata kembali hidup mereka.

​

Momen Reflektif yang Menyentuh

Salah satu sesi yang paling berkesan adalah “Membakar Kertas Kekecewaan”, di mana peserta menuliskan penyesalan, luka, dan beban masa lalu yang selama ini mereka pendam. Dengan penuh kesadaran, kertas-kertas itu kemudian dibakar sebagai simbol pelepasan, membuka jalan untuk memulai lembaran baru. Suasana haru dan lega terasa ketika peserta menyaksikan kertas itu berubah menjadi abu, sebuah pengingat bahwa masa depan selalu bisa diperbaiki.

​

Selain itu, anak binaan juga mengikuti sesi virtue & character building yang dikemas melalui metode interaktif. Tujuannya adalah menanamkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan optimisme, sekaligus memperkuat mental mereka agar siap kembali ke masyarakat.

​

Kolaborasi Lintas Negara untuk Perubahan Nyata

Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Lapas Perempuan Batam, jajaran SCF, serta tim dari CDM Singapore. Kehadiran mitra internasional ini menunjukkan bahwa pembinaan warga binaan bukan hanya tanggung jawab lokal, melainkan sebuah gerakan kemanusiaan yang bisa menyatukan banyak pihak. Dukungan lintas negara ini memberi nilai tambah, tidak hanya dalam bentuk materiil, tetapi juga pendampingan spiritual dan motivasional.

​

Capaian dan Harapan ke Depan

Dari hasil evaluasi kegiatan, mayoritas peserta menyatakan lebih percaya diri, optimis, dan termotivasi setelah mengikuti program ini. Kegiatan Missionary of Hope juga mendapat apresiasi dari pihak Lapas Perempuan dan LPKA Batam, karena terbukti mendukung program pembinaan yang ada di dalam UPT.

Second Chance Foundation percaya bahwa kegiatan seperti ini adalah model pembinaan integratif yang ideal: menggabungkan keterampilan teknis, penguatan karakter, dan spiritualitas. Harapannya, kegiatan ini tidak berhenti di Batam, tetapi juga dapat diperluas ke berbagai wilayah lain di Indonesia.

​

Lebih dari sekadar pelatihan, Missionary of Hope adalah perjalanan bersama untuk membuktikan bahwa setiap orang layak mendapatkan kesempatan kedua. Dengan semangat kolaborasi, SCF akan terus menghadirkan program-program yang memberi harapan, peluang, dan jalan baru menuju masa depan yang lebih baik.