top of page
kupu trans color (1).png
  • link 4_edited
  • link 3_edited
  • link 1_edited
  • WA PUTIH_edited
Pelatihan Kewirausahaan - Part 2.jpg

Pelatihan Kewirausahaan: Memberdayakan Warga Binaan Melalui Kreativitas dan Keterampilan

Second Chance Foundation (SCF) bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Setara, kembali menyelenggarakan program pelatihan kewirausahaan pada 30 September hingga 2 Oktober 2025. Kegiatan yang berlangsung di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang ini dirancang untuk membekali Warga Binaan dengan keterampilan praktis, pengetahuan usaha, serta motivasi untuk membangun kemandirian ekonomi.

​

Hari Pertama: Pembukaan dan Penguatan Mindset

​

Rangkaian pelatihan diawali dengan prosesi pengalungan kartu peserta sebagai simbol dimulainya kegiatan. Acara pembukaan ini terasa semakin bermakna dengan hadirnya ketua Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin, Ketua Gerakan Masyarakat Wirausaha, Diantri Lapian, dan Kepala Lapas, Triana Agustin. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata sekaligus menegaskan komitmen bersama untuk membuka jalan kesempatan kedua bagi para Warga Binaan.

​

Setelah pembukaan, peserta mengikuti sesi hypnotherapy yang bertujuan membantu mereka lebih rileks, fokus, serta siap menerima perubahan positif. Banyak peserta merasakan manfaat langsung berupa meningkatnya rasa percaya diri dan ketenangan pikiran. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi penguatan mindset, dimana para peserta diajak untuk berpikir optimis, disiplin, serta pantang menyerah. Melalui diskusi interaktif, mereka juga berkesempatan untuk berbagi tujuan pribadi serta komitmen mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.

​

Hari Kedua: Praktik Membuat Body Butter

​

Hari kedua menjadi momen yang paling ditunggu karena peserta diajak untuk praktek langsung membuat body butter, produk perawatan tubuh alami dengan potensi pasar yang cukup menjanjikan. Dibimbing oleh fasilitator, peserta mempelajari tahapan pembuatan mulai dari persiapan, proses pencampuran, hingga pengemasan produk.

​

Selain memberikan keterampilan teknis, sesi ini juga menekankan pentingnya kebersihan, ketelitian, serta kreativitas dalam menghasilkan produk berkualitas. Banyak peserta yang baru pertama kali mengenal pembuatan produk perawatan tubuh, sehingga suasana pelatihan dipenuhi rasa penasaran sekaligus antusiasme. Melalui kerja kelompok, peserta belajar membagi tugas, menjaga konsistensi hasil, dan berkolaborasi demi mencapai kualitas terbaik.

​

Kebanggaan tersendiri dirasakan ketika mereka mencoba hasil body butter yang dibuat dengan tangan mereka sendiri. Lebih dari sekadar praktik, sesi ini membuka wawasan bahwa peluang usaha tidak hanya terbatas pada makanan, tetapi juga bisa berkembang ke sektor produk perawatan diri yang bernilai ekonomis.

​

Hari Ketiga: Identitas Usaha dan Strategi Bisnis

​

Hari terakhir pelatihan berfokus pada aspek manajerial dan strategi bisnis. Peserta belajar mengenai pentingnya identitas usaha, mulai dari pemilihan nama, desain logo, hingga membangun citra merek yang kuat. Fasilitator juga memperkenalkan dasar-dasar pencatatan keuangan dan manajemen arus kas, termasuk pentingnya memisahkan keuangan pribadi dan bisnis agar usaha dapat berjalan secara berkelanjutan.

​

Selain itu, peserta dibekali dengan pengetahuan digital marketing. Mereka diperkenalkan pada strategi sederhana untuk memanfaatkan media sosial dan platform digital dalam mempromosikan produk dengan biaya rendah namun efektif. Antusiasme peserta terlihat jelas saat mereka mendiskusikan ide kreatif untuk memasarkan produk buatan mereka, termasuk body butter hasil praktik sehari sebelumnya.

​

Sebagai penutup, peserta mempresentasikan rencana usaha yang telah mereka susun di grup mereka. Sesi ini tidak hanya melatih keberanian berbicara di depan umum, tetapi juga memberikan ruang untuk mengasah konsep bisnis yang lebih matang. Presentasi yang penuh semangat ini menutup rangkaian pelatihan dengan suasana inspiratif sekaligus menandai langkah awal menuju masa depan yang lebih mandiri.

​

Menjadi Jalan Menuju Kesempatan Baru

​

Pelatihan kewirausahaan ini kembali menegaskan komitmen SCF bersama Yayasan Indonesia Setara, dan MRUF dalam memberdayakan WBP. Dengan perpaduan pembekalan mental, keterampilan teknis, hingga strategi bisnis, program ini memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh dan relevan dengan kebutuhan nyata setelah bebas nanti.

​

Khusus pada sesi pembuatan body butter, peserta mendapat wawasan baru bahwa peluang usaha bisa hadir dari berbagai bidang, termasuk industri perawatan tubuh. Lebih dari itu, pelatihan ini menumbuhkan rasa percaya diri, kerja sama tim, serta semangat untuk berubah.

​

Dengan semangat kesempatan kedua, SCF percaya bahwa setiap individu berhak mendapat peluang untuk memperbaiki diri. Melalui bekal keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh, para WBP diharapkan mampu membuka peluang usaha, mandiri secara ekonomi, serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat ketika kembali ke lingkungan mereka.

bottom of page