

LP Tangerang dan Second Chance Foundation Serah Terima Simbolis Maket Gedung Lintingan Koran

TANGERANG, SC – Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang dan Second Chance Foundation melakukan serah-terima simbolis maket sebuah gedung perkantoran di kawasan Mega Kuningan yang dibuat dari lintingan koran. Maket tersebut dirancang oleh 4 warga binaan LP Tangerang selama 5 bulan.
Ketua Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin mengatakan, maket besar tersebut merupakan salah satu hasil pendampingan warga binaan di LP Tangerang. Kegiatan pengembangan maket ini untuk mendorong para warga binaan agar mampu berkreasi sehingga menghasilkan produk yang bervariasi dan memiliki nilai ekonomi.
“Maket tersebut merupakan mahakarya dari 4 warga binaan Lapas Kelas I Tangerang yang tak hanya bernilai seni, tetapi juga ramah lingkungan. Hal ini merupakan sesuatu yang mengagumkan, karena mereka berkreasi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sudah tak terpakai dan mengolahnya menjadi karya seni instalasi megah dengan bahan baku utama koran bekas,” kata Evy saat memberikan sambutan.
Pembuatan maket tersebut, lanjut Evy, tak mudah. Dikarenakan dari tingkat kerumitan yang cukup tinggi, baik dari sisi ukuran maket yang terbilang besar serta struktur maket yang cukup kompleks. Meski demikian, keempat warga binaan tersebut memiliki tekad yang kuat dalam mengembangkan kemampuannya di dalam keterbatasan yang ada.
Nantinya maket gedung berlantai 42 itu akan menjadi salah satu instalasi khas yang bisa disaksikan oleh setiap orang yang mendatangi gedung tersebut. Agar para pengunjung juga bisa mengenal para pembuatnya.
“Hal tersebut guna menambah wawasan masyarakat akan dampak positif dari kegiatan pemasyarakatan. Serta membuka wawasan dan pengetahuan kita bersama, bahwa dari balik tembok jeruji terdapat banyak potensi yang bisa dikembangkan bersama-sama,” ujarnya.

Selain itu, Second Chance juga melihat peluang lain dengan mendukung rencana produksi keripik tempe melalui peralatan pendukung produksi cemilan tersebut, seperti kompor bertekanan tinggi, mesin pengiris tempe hingga alat press plastik.
Evy menegaskan, semua pihak patut memastikan warga binaan mendapatkan bekal cukup dalam membangun kehidupan layak dan mandiri setelah selesai menjalani masa pidananya. Supaya mereka bisa berdiri sejajar dengan anggota masyarakat lain dan tidak terjerumus kembali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
“Para warga binaan merupakan insan sekaligus sumber daya manusia yang patut diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam sistem pembinaan terpadu melibatkan pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup setiap WBP,” ujar dia.
Masa lalu biarlah berlalu
Sementara itu, Kalapas Tangerang Victor Teguh Prihartono mengatakan, karya maket rancangan 4 warga binaan LP Tangerang membuktikan keberhasilan itu harus dirintis. Dimulai dari hal kecil agar bisa menghasilkan hal yang lebih besar dan berdampak luas.
“Seperti miniatur gedung ini. semula (langkah) kecil dari 4 orang yang terbiasa membuat benda kecil seperti kotak tisu sampai bisa membuat hal besar seperti ini. Inilah satu contoh kerja dari teman-teman kita di sini,” kata Victor.
Ia meyakini karya ini menjadi bentuk semangat warga binaan di LP Tangerang. Oleh karena itu, bakat dan potensi warga binaan harus dikembangkan secara optimal untuk membangun kehidupan dan harapan baru.

“Masa lalu biarlah berlalu. Kondisi sebelum kita masuk biarkan itu jadi cerita kita. Kita tidak berbicara salah dan benar. Tapi kita bicara tentang masa depan kita. Setelah kita berada di sini, tugas kami adalah memberikan pendampingan, memberikan pembinaan, memberikan sesuatu yang bermanfaat sebagai bekal, dijadikan sebagai referensi keterampilan ketika keluar dari sini bisa menjadi lebih baik. Itu tugas kami,” ujarnya.
Ia mengapresiasi kehadiran Second Chance Foundation dan mitra terkait LP Tangerang lainnya. Ia meyakini kehadiran para mitra bisa membuka peluang luas bagi para warga binaan untuk memperoleh akses pengembangan keterampilan. Agar para warga binaan bisa mendapatkan wawasan, keterampilan untuk meningkatkan produktivitas. Menurut Victor, pihaknya tak sekadar bertanggung jawab memberikan bekal rohani, melainkan juga menciptakan produktivitas dan kemandirian melalui peningkatan kemandirian.
“Kita akan kejar itu, kita akan bisa berdaya saing. Hal-hal ini bagi seluruh teman-teman petugas juga supaya menjadi motivasi bahwa untuk membuat sesuatu kita harus banyak belajar melatih diri sehingga ke depan dengan suatu keyakininan produktivitas kita meningkat dan berdaya saing dengan pihak lain, dengan swasta lain. Bahkan mungkin bisa menggaet pihak ketiga menanamkan modal kepada kita. Peluang itu bisa semua,” papar Victor.
“Tinggal kita yang sekarang berada di sini untuk sama-sama memiliki tekad, visi, misi mendukung pelatihan-pelatihan ini, membangun lapas kita yang kita cintai ini agar lebih maju dan menuai prestasi,” sambungnya.
KONTAK KAMI

The East Tower lt. 33
Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung No. 2
RT.5/RW.2, Kuningan, Kuningan Tim., Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12950

+62 21 579 00701
