
Workshop Hati Indonesia Polyhedra: Kolaborasi Seni yang Memberikan Harapan
Dalam upaya membawa semangat positif dan harapan bagi warga binaan, Second Chance Foundation berkolaborasi dengan Scholas Occurrentes menggelar Workshop Hati Indonesia Polyhedra - Tri Hita Karana Universal Reflection Day di 3 Lembaga Pemasyarakatan pada 3, 12 & 13 Desember 2024. Kegiatan ini mengundang warga binaan untuk merenung, mengenang masa kecil, dan menyalurkan kreativitas melalui seni, sejalan dengan semangat 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s by United Nation). Kegiatan workshop ini menghadirkan ruang bagi para peserta yang merupakan warga binaan dan anak binaan untuk merefleksikan kenangan masa kecil mereka sekaligus menyalurkan kreativitas dalam bentuk karya seni dengan tujuan memberikan “secercah cahaya” yang dapat membangkitkan semangat mereka dalam mempersiapkan reintegrasi yang lebih positif ke dalam masyarakat.
​
Rangkaian Kegiatan Workshop Hati Indonesia Polyhedra
​
-
3 Desember 2024: Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta
Kegiatan pertama dimulai di Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta, 50 warga binaan perempuan diajak untuk mengenang permainan masa kecil favorit mereka dan menuangkannya dalam bentuk tulisan dan karya kreatif. Melalui permainan kolaboratif, peserta belajar menumbuhkan kerja tim, saling pemahaman, serta membangun hubungan yang lebih kuat satu sama lain. Pada kegiatan ruang kreasi, warga binaan dibentuk menjadi 7 kelompok yang menyalurkan imajinasi mereka menjadi hasil kreatif berupa mainan yang berbentuk bola, mobil-mobilan, telepon, topeng, mahkota, hingga boneka menggunakan bahan bekas. -
12 Desember 2024: LPKA Kelas II Karangasem - Bali
Workshop dilanjutkan bersama 36 anak binaan di LPKA Kelas II Karangasem. Mereka diajak untuk mengeksplorasi kenangan masa kecil saat bersama keluarga dan teman-temannya sambil menyalurkan imajinasi ke dalam karya seni. Aktivitas ini tidak hanya mendorong kreativitas tetapi juga membangun rasa kebersamaan melalui permainan kolaboratif, yang mengajarkan pentingnya kerja sama dan empati. Dengan pendekatan yang kreatif dan mendalam, anak binaan dibagi menjadi 5 kelompok yang menghasilkan berbagai jenis mainan dari bahan bekas berbentuk rumah-rumahan, layangan, pesawat, hingga kapal-kapalan yang dibuat menggunakan bahasa bekas tidak terpakai yang diharapkan dapat memantik motivasi anak-anak binaan untuk melangkah maju dengan semangat baru. -
13 Desember 2024: Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli
Di Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli, workshop ini sekali lagi menghadirkan suasana reflektif dan kreatif. 50 warga binaan yang terlibat diberi kesempatan untuk menulis tentang permainan masa kecil favorit mereka dan menyalurkan kreativitasnya ke dalam ekspresi artistik. Kegiatan ini pun menghasilkan karya berupa boneka, topeng, sendal, kapal-kapalan dan berbagai mainan lainnya yang juga dibuat dari bahan bekas.
Hasil karya para warga binaan ini kemudian ditampilkan di instalasi seni Hati Polyhedra Indonesia, yang bertempat di Kura-kura Island, sebuah karya seni kolektif yang dibuat oleh lebih dari 1.500 peserta dan sebelumnya ditampilkan di Katedral Jakarta pada saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024 lalu. Kegiatan workshop ini menjadi simbol harapan dan transformasi positif, membekali warga binaan dan anak-anak binaan dengan semangat dan keterampilan sosial yang mendukung proses reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.
​
Harapan dan Dampak Positif
​
Workshop Hati Indonesia Polyhedra - Tri Hita Karana Universal Reflection Day tidak hanya sekedar kegiatan seni, tetapi juga sebuah inisiatif yang menyentuh sisi kemanusiaan para peserta. Melalui kreativitas, refleksi, dan kolaborasi, para narapidana dan warga binaan diberikan kesempatan untuk merasakan kebebasan dalam berkarya, merajut harapan baru, dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.
​
Inisiatif ini menunjukkan bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyembuhkan, membangun jembatan antar manusia, dan membuka jalan menuju perubahan positif. Second Chance Foundation dan Scholas Occurrentes berhasil menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi para peserta untuk menemukan kembali makna hidup dan harapan di tengah tantangan yang dihadapi.
​
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan lebih banyak lembaga dan komunitas yang terinspirasi untuk mendukung reintegrasi sosial bagi warga binaan melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif.